Thursday, November 15, 2018

Jalan-Jalan di Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti

Hari Rabu kemarin, tepatnya tgl 14 November, saya dan teman saya berkunjung ke Monumen Pancasila Sakti. Jangan tanya dalam rangka apa, itu karena saya pengen aja dari dulu ke tempat ini dan baru ada kesempatan skrg karna ada temen yang tau jalan menuju kesana😁😁. Awal masuk kami diwajibkan membayar 15rb untuk parkir motor 2rb, tiket masuk per org 4rb x 2org dan 5rb lg untuk sticker. Murah kan?

Awal masuk kawasan saya agak bingung juga harus masuk lewat mana, pintu masuknya ga terlalu keliatan. Biarpun terpampang rutenya tp tetep bingung sih karna semua gedung ngebelakangin kita.

Rute kunjungan monumen pancasila sakti

Alhasil saya masuk lewat pintu keluar πŸ˜‚. Pas masuk kesana suasana udah sedih disambut oleh lagu Gugur Bunga dan langsung nemu Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang letaknya di sebelah kiri. Kami mau masuk kesini tapi di dalem sepi banget dan penerangannya minim jdinya kami tunda dulu buat masuk kesini sampai nanti ada teman dari pengunjung lain πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…. Saya langsung menyeberang jalan dan ternyata disitulah pintu masuk yang sebenarnya!!πŸ˜†

Dari pintu masuk langsung mengarah ke sebuah taman. Di depan taman terpampang sebuah papan yg berisi peraturan2 disini, diantaranya harus menjaga suasana khidmat, tidak boleh berteriak, tidak boleh bercanda dll. Intinya kalau masuk kesana kita harus menghargai pahlawan yang gugur disana.

Di kawasan tersebut kami disambut oleh tulisan isi Pancasila di sebelah kiri gapura dan Sapta Marga di sebelah kanan gapura, dikawasan ini pula terdapat serambi penyiksaan dimana kita dapat melihat diorama bagaimana PKI menyiksa para pahlawan revolusioner kita dengan posisi Letjen R. Soeprapto, Mayjen Soetoyo.S dan Lettu Pierre A. Tendean dibelakang sudah berlumur darah dan sedang di kerumuni oleh PKI yang memegang senjata sedangkan Letjen, S. Parman berada di kursi depan dengan beberapa orang beringas dimana salah satunya seolah akan menebas lehernya dengan celurit. Agak serem sih tapi buat saya lebih ke sedih aja gitu liatnya, yang menyiksa juga ada dari gerakan perempuan (Gerwani).

Diorama penyiksaan PKI 

Penjelasan di serambi penyiksaan

Di sebelahnya terdapat sumur maut dimana PKI membuang jenazah para Jenderal dan menembakinya bertubi-tubi lalu menutupnya dengan sampah.

Sumur Maut

Berjalan terus ke arah barat kita dapat melihat pos komando yang digunakan untuk merencakan penculikan G30s/PKI.

Pos komando

Tepat di dekat pos komando tersebut, terdapat sebuah bangunan yang punya kemiripan dengan pos komando tapi fungsinya sbg dapur umum.
Dapur Umum

Disebelah dapur umum terpampang sebuah mobil truck yg konon digunakan PKI untuk menculik para Jenderal. 

Saya berjalan lagi, di ujung kawasan kita bisa melihat tugu pahlawan revolusioner. Diantaranya, Jenderal Ahmad Yani diikuti dibelakang sebelah kanannya Letjen, R. Soeprapto, Mayjen D.I. Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo dan di belakang sebelah kirinya Letjen, M.T Haryono, Letjen, S. Parman, Kapten Pierre A. Tendean.

Tugu Pahlawan Revolusioner

Kemudian kami putar balik untuk keluar dari kawasan itu, diluar taman itu kita bisa melihat mobil lainnya yg dulu digunakan PKI untuk menjalankan gerakannya itu.


Truck yang digunakan untuk penculikan

Dan kita pun akhirnya kembali menuju Museum Pengkhianatan PKI yang dari awal kita temui tapi tidak berani masuk πŸ˜‚. Setelah menunggu agak lama, akhirnya ada juga pengunjung yang masuk situ horeeee!! Terobati sudah rasa penasaranku.

Museum Pengkhianatan PKI

Di gedung museum ini ternyata ga seseram yg dikira, mungkin awal2nya doang yg agak gelap. Dalam ruangan ini kita bisa liat diorama dalam aquarium tentang kejahatan2 dan pengkhianatan PKI serta tulisan yang menjelaskan kejadian yg digambarkan. Banyak gerakan yang dilakukan PKI diluar g30s yang tidak kalah sadisnya juga diantaranya adalah Gerakan di Madiun.
Kamipun berjalan terus menyusuri diorama2 di ruangan yang cukup luas itu dan akhirnya diarahkan ke lantai 2 2. Ternyata gedung itu menyatu dengan gedung Paseban (teater) sayangnya karena kami kesana bukan hari libur dan tidak rombongan, jadi filmnya sedang tidak diputar.

Di dekat pintu keluar gedung Paseban, terdapat tanda panah yang menunjuk ke ruang pakaian bekas darah. Kami langsung menuju kesana, diruangan ini terdapat pakaian2 terakhir yang digunakan oleh pahlawan revolusioner, barang2 favorit mereka selama hidup, foto-foto, keterangan hasil visum dan biografi ringkasnya. Di ruangan ini juga suasana sedih makin kuat, gimana enggak, bekas darah di pakaian masih menempel, lengkap dengan robekan bekas peluru yang menancap di tubuhnya atau robekan bekas penyiksaannya. Hampir semua baju2 mereka sudah terlumuri tanah yang mengering. Terbayang bagaimana mereka gugur di tangan PKI 😭😭 saya pun ga kuat lagi buat nahan nangis disini. Melooow kaan... 

Dari ruangan pakaian dan bekas darah kita diarahkan keluar kawasan, tapi saya balik lagi ke serambi penyiksaan dan sumur maut. Ga tau kenapa rasanya masih betah dan belum puas belajar tentang sejarah mereka. Sampai akhirnya hari udah sore dan mau tidak mau kita harus pulang...(daripada diusir kan!!πŸ˜…). Tapi saya nanti pasti kembali lagi ke tempat ini (Insha Allah) untuk belajar dan mengenang pengorbanan para pahlawan revolusioner. 

Pesan di ujung Museum




No comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komen agar saya bisa berkunjung balik :)